Monday, May 4, 2015

Realita

                      Ketika lo 3 tahun untuk menunggu suatu jawaban atas usaha yang selama ini lo lakukan untuk suatu tujuan yang sebenernya bukan untuk kebahagiaan lo, dan nyatanya jawaban itu ga pernah ada dan segala pertanyaan yang ga pernah terjawab, yang lo cuma bisa lakukan adalah usaha tiada akhir sampai kejenuhan sendirilah yang akan jadi pembatas atas niat muluk- muluk lo. Tapi apakah ini semua sia- sia? apakah semua ini akan menjadi wasting orientation? pertanyaan yang mungkin mengiang ngiang di gue sekarang, karna semua itu merupakan realita yang gue kelahikan sekarang, realita yang mungkin gue tenggelam di dalamnya. Apakah ini semua akan ada akhirnya? Apakah semua ini akan terjawab? Apakah semua ini akan jadi akhir yang membinarkan mata? atau akan jadi akhir yang penuh air mata? Gue pernah mencari jawaban tapi dengan lain subjek, dan hasilnya nihil dan hanya menuntun gue ke dalam jurang petaka, yang berimbas juga pada realita gue sekarang, cuma penyesalan yang setia menemani gue atas tindakan gue tempo lalu. Kadang ada dilema antara gue harus siap menerima konsekuensi dan ke tidak siapan atas dampak dari konsekuensi tersebut, mungkin sekarang gue lagi berada dalam suatu situasi dimana apapun yang gue lakukan adalah suatu aib dan kesalahan, apakah komitmen ini adalah memang jalan yang Tuhan arahkan? Yang jelas gue bingung apa yang harus gue lakukan selanjutnya, karena kalo boleh jujur gue udah berjalan terlalu jauh dan kelelahan tapi disisi lain tidak ada jalan lain yang bisa gue lewati kecuali jalan yang gue lewati sekarang, jalan yang tiada ujung dan harapan. Harus bagaimana?

No comments:

Post a Comment